Kisi-Kisi Soal Asesmen Madrasah Tahun 2024. Asesmen madrasah adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik pada jenjang MI MTs dan MAK. Jenis Asesmen madrasah sesuai fungsinya mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).
Asesmen madrasah merupakan
bagian dari asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil
belajar atau ijazah. Namun demikian asesmen formatif tetap harus dilaksanakan
oleh madrasah. Karena pada kurikulum merdeka, guru diharapkan memberikan
proporsi lebih banyak pada pelaksanaan asesmen formatif daripada
menitikberatkan orientasi pada asesmen sumatif. Harapannya, ini akan mendukung
proses penanaman kesadaran bahwa proses lebih penting daripada sebatas hasil
akhir.
Perencanaan dan pelaksanaan
asesmen formatif dan sumatif memperhatikan beberapa hal termasuk salah satunya
adalah penerapan pola pikir bertumbuh (Growth Mindset). Penerapan pola pikir
bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian
tujuan pembelajaran, lebih penting daripada sebatas hasil akhir. pendidik
diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola piker bertumbuh, sebagaimana
uraian di bawah ini:
1.
Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan
dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak
peserta didik.
2.
Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran,
penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.
3.
Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat
mempengaruhi performa peserta didik.
4.
Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak
perlu dibandingkan dengan teman-temannya.
5.
Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan
mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
6.
Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self
assessment), asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian
umpan balik antarteman (peer feedback).
7.
Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar
peserta didik. Pemberian umpan balik dilakukan dengan mendeskripsikan usaha
terbaik untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh, memotivasi peserta didik, dan
membangun kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan
pembelajaran lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir.
Sebelum Admin membagikan Kisi-Kisi Soal Asesmen Madrasah Tahun 2024 berdasarkan
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor B-91.6/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/02/2024
tentang Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab Tahun
Pelajaran 2023/2024, ada baiknya Bapak Ibu guru untuk memahami berbagi jenis asesmen.
Dalam merancang modul ajar
rencana asesmen perlu disertakan dalam perencanaan pembelajaran. Dalam modul
ajar, rencana asesmen ini dilengkapi dengan instrumen serta cara melakukan
penilaiannya. Dalam dunia pedagogi dan asesmen, terdapat banyak teori dan
pendekatan asesmen. Bagian ini menjelaskan konsep asesmen yang dianjurkan dalam
Kurikulum Merdeka.
Sebagaimana dinyatakan dalam
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, asesmen adalah aktivitas yang menjadi
kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti
ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu,
pendidik dianjurkan untuk melakukan asesmen-asesmen berikut ini:
1.
Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar.
a.
Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta
didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang
direncanakan.
Asesmen
ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan
guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil
belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
b.
Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran
untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik
yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah
kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah
pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif.
2.
Asesmen sumatif, yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian
keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses
pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan
pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan Madrasah.
Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari
perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir
jenjang.
Kedua jenis asesmen ini
tidak harus digunakan dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul
ajar, tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran. Pendidik adalah sosok yang
paling memahami kemajuan belajar peserta didik sehingga pendidik perlu memiliki
kompetensi dan keleluasaan untuk melakukan asesmen agar sesuai dengan kebutuhan
peserta didik masingmasing. Keleluasaan tersebut mencakup perancangan asesmen,
waktu pelaksanaan, penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen. Termasuk dalam keleluasaan
ini adalah keputusan tentang penilaian tengah semester. Pendidik dan Madrasah
berwenang untuk memutuskan perlu atau tidaknya melakukan penilaian tersebut.
Pendidik perlu memahami
prinsip-prinsip asesmen. Prinsip tersebut salah satu prinsipnya mendorong
penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan hanya tes tertulis, agar pembelajaran
bisa lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna serta informasi atau umpan
balik dari asesmen tentang kemampuan peserta didik juga menjadi lebih kaya dan
bermanfaat dalam proses perancangan pembelajaran berikutnya.
Untuk dapat merancang dan
melaksanakan pembelajaran dan asesmen sesuai arah kebijakan Kurikulum Merdeka,
berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang asesmen formatif dan asesmen
sumatif sebagai acuan.
Apa itu Asesmen Formatif ? Penilaian
atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini
dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, hambatan atau
kesulitan yang mereka hadapi, dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan
peserta didik.
Penilaian formatif
dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam satu kali
tatap muka, penilaian formatif dapat dilakukan lebih dari satu kali. Sebagai
contoh, pada awal pembelajaran dengan menggunakan teknik respon bersama (choral
response) pendidik mengecek penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan yang
dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Di tengah pelajaran pendidik mengecek
pemahaman peserta didik terhadap apa yang sedang dipelajarinya hingga
pertengahan jam pelajaran itu dengan teknik bertanya. Selanjutnya, di akhir
pelajaran pendidik menggunakan exit slips untuk mengecek penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang dipelajari hingga akhir pelajaran saat itu.
Berdasarkan data dari hasil
penilaian formatif pendidik dapat mengetahui bagian mana dari materi/kompetensi
yang telah dikuasai dan apakah masih ada bagian yang belum dikuasai dengan
baik. Selanjutnya pendidik langsung memutuskan tindakan yang perlu dilakukan,
misalnya mengulang pembelajaran pada bagian materi yang belum dikuasai peserta
didik dengan baik, memperbaiki pembelajaran yang sedang berlangsung dan/atau
merancang kegiatan pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil penilaian formatif
tersebut. Dengan demikian penilaian formatif menjadikan pembelajaran lebih
berkualitas dan lebih menjamin tercapainya tujuan pembelajaran bagi setiap
peserta didik. Agar penilaian formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan,
perencanaan penilaian formatif dibuat menyatu dengan perencanaan pembelajaran
dalam modul ajar.
Informasi tersebut merupakan
umpan balik bagi peserta didik dan juga pendidik. Bagi peserta didik, asesmen
formatif berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan belajarnya,
tantangan yang dialaminya, serta langkahlangkah yang perlu ia lakukan untuk
meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar yang penting
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Bagi pendidik, asesmen
formatif berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang digunakannya,
serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi tentang kebutuhan belajar
individu peserta didik yang diajarnya.
Agar asesmen memberikan
manfaat tersebut kepada peserta didik dan pendidik, maka beberapa hal yang
perlu diperhatikan pendidik dalam merancang asesmen formatif, antara lain
sebagai berikut:
·
Asesmen formatif tidak berisiko tinggi (high
stake). Asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak
seharusnya digunakan untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan kelas,
kelulusan, atau keputusan-keputusan penting lainnya.
·
Asesmen formatif dapat menggunakan berbagai
teknik dan/atau instrumen. Suatu asesmen dikategorikan sebagai asesmen formatif
apabila tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas proses belajar.
·
Asesmen formatif dilaksanakan bersamaan
dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga asesmen formatif
dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
·
Asesmen formatif dapat menggunakan metode
yang sederhana, sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh
dengan cepat.
·
Asesmen formatif yang dilakukan di awal
pembelajaran akan memberikan informasi kepada pendidik tentang kesiapan belajar
peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu
menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ atau membuat
diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
·
Instrumen asesmen yang digunakan dapat
memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan
oleh peserta didik dan mengungkapkan cara untuk meningkatkan kualitas tulisan,
karya atau performa yang diberi umpan balik. Dengan demikian, hasil asesmen
tidak sekadar sebuah angka
Asesmen formatif dapat
dilakukan di awal pembelajaran dan selama proses pembelajaran. Maka untuk di
awal pembelajaran maka dapat dilakukan melalui asesmen diagnostik baik kognitif
maupun non kognitf. Berikut penjelasan mengenai asesmen diagnostik ini.
1. Asesmen Diagnotik
Asesmen
diagnostik merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan peserta didik dalam menguasai materi atau kompetensi
tertentu serta penyebabnya. Hasil asesmen diagnostik dapat digunakan sebagai
dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan (intervensi) yang tepat
dan sesuai dengan kelemahan peserta didik.
a.
Tujuan Asesmen Diagnostik
Secara
umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan
dasar siswa dan mengetahui kondisi awal siswa. Asesmen diagnostik terbagi
menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif. Tujuan
dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:
b.
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Asesmen
diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan untuk menggali hal-hal
seperti berikut:
·
Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi
sisiwa
·
Aktivitas siswa selama belajar di rumah
·
Kondisi keluarga dan pergaulan siswa
·
Gaya belajar, karakter, serta minat siswa
Tahapan
melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
1) Persiapan
Contoh
kegiatan persiapan;
a)
Siapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang mewakili emosi
b)
Buat daftar pertanyaan kunci mengenai aktivitas siswa
2) Pelaksanaan
Contoh
kegiatan pelaksanaan: Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar
di rumah serta menjelaskan aktivitasnya melalui bercerita, menulis, atau
menggambar.
Strategi
pelaksanaannya dapat juga melalui tanya jawab dengan cara sebagai berikut:
a)
Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
b)
Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan
jawabannya
c)
Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan
3) Tindak
Lanjut
a)
Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata
b)
Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila
diperlukan
c)
Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran
b.
Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen
Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara
rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran
baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah
topik, dan waktu yang lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/
semester).
Asesmen
diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik
sebuah mata pelajaran. Guru melakukan asesmen diagnosis kognitif untuk
menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar
target kurikulum.
Seperti
Bapak/ Ibu guru ketahui, kemampuan dan keterampilan siswa di dalam sebuah kelas
berbeda-beda. Ada yang lebih cepat paham dalam topik tertentu, namun ada juga
yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik tersebut. Seorang siswa
yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik lainnya.
Asesmen
diagnostik memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara cepat, untuk mengetahui
siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa saja yang
belum paham. Dengan demikian Bapak/ Ibu guru dapat menyesuaikan materi
pembelajaran dengan kemampuan siswa.
Asesmen
diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin yang disebut asesmen
diagnostik kognitif berkala, pada awal pembelajaran, akhir setelah guru selesai
menjelaskan dan membahas topik, dan waktu lain. Asesmen Diagnostik bisa berupa
Asesmen Formatif maupun Asesmen Sumatif.
Tahapan
melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:
1) Persiapan
Contoh
kegiatan persiapan & pelaksanaan:
a)
Buat jadwal pelaksanaan asesmen
b)
Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang
disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
c)
Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
·
2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik
capaian pembelajaran baru
·
6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
·
2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
(sesuaikan
pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti
pembelajaran di jenjang sekarang)
2) Pelaksanaan
Berikan
asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah
maupun yang belajar di rumah kalau masih ada.
3) Diagnosis
dan Tindak Lanjut
Contoh
kegiatan tindak lanjut:
a) Lakukan
pengolahan hasil asesmen
·
Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”,
“Paham sebagian”, dan “Tidak paham”
·
Hitung rata-rata kelas
b) Bagi
siswa menjadi tiga kelompok:
·
Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan
mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya.
·
Siswa dengan nilai di bawah rata-rata
mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum
terpenuhi.
·
Siswa dengan nilai di atas rata-rata
mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
c) Lakukan
penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata
kemampuan siswa
d) Ulangi
proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan
strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang
diharapkan. Guru menyesuaikan aktivitas dan materi belajar di kelas dengan
peningkatan rata-rata semua murid di kelas.
Bagaimana Teknik Asesmen Formatif? Ada banyak teknik
yang dapat digunakan untuk memperoleh (mengelisitasi) informasi/data mengenai
kemajuan penguasaan kompetensi peserta didik yang dapat dipakai dalam asemen
formatif. McCharty (2017) merekomendasikan siklus penilaian formatif sebagai
berikut:
a. Observasi (Pengamatan)
Saat
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, observasi dapat dilakukan oleh
pendidik untuk mengetahui apa yang sudah dan belum dikuasai oleh peserta didik.
Pendidik dapat mengetahui apa yang telah dan/atau belum dikuasai oleh peserta
didik melalui apa yang dikatakan, dilakukan, dan dihasilkan oleh peserta didik.
Terdapat
beberapa bentuk instrumen yang dapat digunakan oleh para pendidik untuk
mendapatkan data mengenai kemajuan peserta didik: (a) Catatan Anekdot, (b) Buku
Catatan Anekdot, (c) Kartu Catatan Anekdot, dan (d) Label atau Catatan Tempel (Sticky
Notes).
Bentuk
instrument untuk teknik observasi dapat juga kita lakukan seperti selama ini
pada kurikulum 2013 misalnya dengan menggunakan jurnal pembelajaran baik oleh
guru ataupun walikelas/BK. Selain itu dapat juga menggunakan catatan anekdot
dari beberapa contoh bentuk instrument di atas.
Catatan
anekdot merupakan catatan singkat yang ditulis selama pelajaran di saat para
peserta didik sedang bekerja dalam kelompok maupun secara individual, ataupun
setelah pelajaran usai. Pendidik membuat catatan mengenai kemajuan peserta
didik menuju pencapaian target belajar. Catatan yang dibuat dapat menggambarkan
kemajuan peserta didik secara umum dan/atau secara individual.
Catatan
anekdot memiliki beberapa fitur:
1)
Menerangkan tanggal, tempat dan waktu berlangsungnya kejadian, dan siapa
observernya.
2)
Melukiskan peristiwa yang faktual dan obyektif.
3)
Pencatatan dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung atau setelah
selesai kegiatan belajar mengajar sebagai hasil refleksi pendidik.
4)
Bersifat selektif, dipilih peristiwa yang penuh arti dan ada hubungannya dengan
target pembelajaran.
5)
Diberikan solusi, tindak lanjut, atau umpan balik dari kejadian yang terjadi
pada peserta didik.
b. Bertanya (Questioning)
Jawaban
peserta didik terhadap pertanyaan pendidik dapat memberikan gambaran yang baik
tentang kemajuan penguasaan kompetensi mereka. Pertanyaan harus dirumuskan dan
disampaikan dengan baik oleh pendidik kepada peserta didik secara lisan.
Peserta didik diberi waktu yang cukup untuk berpikir, mengingat apa yang telah
dipelajari. Pertanyaan pendidik tidak saja menjadikan pendidik mengetahui
sampai di mana peserta didik telah menguasai kompetensi yang dituju, tetapi
juga membantu peserta didik belajar. Pertanyaan biasanya disampaikan secara
lisan pada awal, tengah, atau akhir pelajaran.
Tingkat
kesulitan dan/atau jenis pertanyaan yang diberikan hendaknya bervariasi, dan
menyertakan pertanyaan yang tidak sekedar menuntut ingatan akan sekumpulan
fakta atau angka, tetapi pertanyaan yang mendorong pelibatan proses kognitif
tingkat tinggi (higher order thinking skills).
c. Diskusi
Diskusi
di kelas bisa memberikan banyak informasi mengenai penguasaan peserta didik
terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Diskusi membangun pengetahuan dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Diskusi memungkinkan
peserta didik untuk meningkatkan wawasan dan kedalaman pemahaman mereka
sekaligus meluruskan informasi yang salah. Pendidik dapat memulai diskusi dengan
memberikan pertanyaan terbuka untuk para peserta didik, kemudian menilai
pemahaman peserta didik dengan mendengarkan jawaban mereka dan dengan membuat
catatan anekdot.
d. Admits/Exit Slips
Admit
Slips hampir sama dengan Exit Slips, perbedaannya Admit Slips dilakukan sebelum
pembelajaran di kelas dimulai. Peserta didik dapat diminta untuk menuliskan
komentar pada sebuah kartu di awal pembelajaran. Kartu-kartu ini dikumpulkan
sebagai syarat untuk masuk ke kelas dan biasanya tidak dinilai serta tidak diberi
nama.
Tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tanggapan peserta didik tentang apa
yang mereka pelajari atau yang akan ditemui di dalam kelas, serta mengaktifkan
pengetahuan awal mereka atau menghubungkan apa yang telah mereka ketahui dan pelajari.
Exit Slips dan Admit Slips dapat digunakan pada semua mata pelajaran.
Exit
Slips adalah jawaban tertulis atas pertanyaan yang diberikan pendidik pada
akhir pelajaran untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep
inti. Pertanyaan biasanya hanya membutuhkan maksimal 5 menit untuk diselesaikan
dan dikumpulkan saat peserta didik meninggalkan ruangan. Pendidik dapat dengan
cepat mengetahui mana peserta didik yang sudah paham, yang membutuhkan sedikit
bantuan, dan yang akan membutuhkan pembelajaran yang lebih banyak mengenai
konsep tersebut.
e. Lembar Refleksi
Lembar
refleksi digunakan oleh peserta didik untuk mencatat proses yang mereka lalui
dalam mempelajari sesuatu dan apa yang mereka peroleh, sekaligus mencatat
pertanyaan-pertanyaan yang perlu mereka temukan jawabannya. Refleksi memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk membuat hubungan antara apa yang mereka
sudah pelajari, menentukan tujuan, dan melakukan refleksi terhadap proses
belajar mereka.
Dengan
membaca lembar refleksi peserta didik, pendidik memperoleh umpan balik terhadap
keefektifan proses pembelajarannya, dan dapat menyampaikan umpan balik mengenai
apa yang sudah dilakukan dengan baik oleh peserta didik serta saran untuk
hal-hal yang perlu diperbaiki. Dengan demikian pendidik dapat menjadikan lembar
refleksi sebagai sebuah alat yang efektif untuk pembelajaran.
f. Penilaian
Diri dan Penilaian Antarteman (Self- dan Peer-Assessment)
Penilaian
Diri dan Penilaian Antarteman menjadikan peserta didik mengevaluasi dirinya
sendiri atau teman sekelasnya mengenai kemajuan belajarnya dan melakukan
refleksi atas proses pembelajaran mereka. Pendidik dapat memeriksa hasil
penilaian diri peserta didik maupun penilaian antar teman untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik. Penilaian diri dan antar
teman ini dapat juga kita tambah dengan penilaian oleh orang tua terhadap
anaknya selama di rumah.
Seperti
teknik-teknik penilaian formatif lainnya, penilaian diri dapat digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai perkembangan penguasaan kompetensi tertentu.
Pendidik memasukkan butir-butir pernyataan (indikator) yang hendak diketahui
penguasaannya oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan.
g. Kuis
Konstruktif
Untuk
menilai perkembangan peserta didik dalam penguasaan kompetensi, pendidik dapat
memberikan kuis konstruktif. Kuis ini diberikan selama proses pembelajaran
berlangsung. Kuis konstruktif tidak hanya memberikan umpan balik bagi pendidik,
tapi juga bisa membantu peserta didik merefleksikan penguasaan mereka atas
kompetensi yang dipelajari.
Setelah
peserta didik selesai menuliskan jawaban mereka, pendidik meminta peserta didik
menyerahkan lembar jawab bagian kiri, dan memegang lembar jawab bagian kanan.
Selanjutnya pendidik mengajak peserta didik bersama-sama memeriksa jawaban. Berdasarkan
jawaban peserta didik terhadap pertanyaan pada kuis, pendidik dapat menentukan
status setiap peserta didik dalam kaitannya dengan target pembelajaran
(penguasaan materi/kompetensi) dan langsung memberikan umpan baliknya. Demikian
juga dengan para peserta didik, dapat dengan cepat menilai perkembangan dirinya
sendiri.
h. Penugasan
Asesmen
formatif dapat dilakukan pendidik dengan cara memberi tugas yang dapat
dikerjakan peserta didik sebagai pekerjaan rumah (PR). Tugas tersebut dapat
dikerjakan secara individu atau kelompok. Dari hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh peserta didik, pendidik dapat mengetahui perkembangan peserta
didik dalam menguasai materi/kompetensi secara kelompok atau individu.
Selanjutnya pendidik memberi umpan balik dan merancang pembelajaran yang tepat
untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Namun
ada yang perlu menjadi catatan bagi pendidik untuk memberikan penugasan, karena
penugasan diberikan untuk memperkuat penguasaan suatu kompetensi oleh siswa.
Jadi dalam suatu pembelajaran belum tentu ada penugasan ini kalau penguasaan
kompetensi atau tujuan pembelajaran sudah terkuasai dengan baik oleh siswa.
i.
Daftar Cek
Daftar
cek kelas merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan informasi mengenai
pemahaman peserta didik selama satu bab pembelajaran. Sebelum memulai satu bab
baru, pendidik membuat daftar semua keterampilan yang perlu dikuasai oleh
peserta didik. Dalam tabel, daftar nama peserta didik ditulis di sebelah kiri
dan keterampilan pada bagian atas. Tabel dipasang pada papan dan di letakkan di
tempat yang mudah dijangkau. Selama peserta didik mengikuti kegiatan
pembelajaran, pendidik mengamati dan memberi tanda centang pada keterampilan
yang ditunjukkan oleh peserta didik dengan tingkat kemahiran yang diinginkan.
j.
Pertanyaan dengan Jawaban Terbuka
Pertanyaan-pertanyaan
dengan jawaban terbuka memungkinkan pendidik untuk menentukan perkembangan
capaian belajar peserta didik. Pendidik memberi pertanyaan yang tidak bisa
dijawab hanya dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ atau jawaban satu kata lainnya.
Pertanyaan terbuka mengharuskan peserta didik berpikir tentang jawaban mereka
dan menggunakan pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai sebuah topik dalam
jawaban mereka. Pertanyaan-pertanyaan dengan kata ‘mengapa, bagaimana,’ sering
mendorong pemikiran yang lebih mendalam.
Selain
dari tujuh contoh teknik asesmen formatif di atas, guru juga dapat melakukan
asesmen formatif melalui presentasi, membuat peta konsep, graphic organizer,
penilaian kinestetik, papan bicara, jawaban bersama, contoh dan bukan contoh,
tunjuk lima jari, menyebutkan hal-hal yang sudah dipelajari, uraian singkat,
ringkasan singkat, memecahkan maslah, kartu jawaban, dan pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat oleh peserta didik.
Asesmen formatif dapat
dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan pembelajaran sampai dengan
pelaksanaan pembelajaran. Di bawah ini ada beberapa contoh pelaksanaan asesmen
formatif.
a. Pendidik memulai kegiatan
tatap muka dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan konsep atau topik yang
telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
b.
Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan meminta peserta didik
untuk menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru mereka pelajari, 2 hal yang
ingin mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang mereka belum pahami.
c.
Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan hasil
percobaan, kemudian pendidik memberikan umpan balik terhadap pemahaman peserta
didik.
d.
Pendidik memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah selesai menjawab
pertanyaan, peserta didik diberikan kunci jawabannya sebagai acuan melakukan
penilaian diri.
e.
Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar teman dan
refleksi. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk menjelaskan secara lisan
atau tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman) tentang konsep yang baru
dipelajari.
f.
Pada RA, pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan melakukan
observasi terhadap perkembangan anak saat melakukan kegiatan bermain-belajar.
g.
Pada pendidikan khusus, pelaksanaan asesmen diagnostik dilakukan untuk
menentukan fase pada peserta didik sehingga pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik peserta didik, misalnya: salah satu peserta didik
pada kelas X SMALB (Fase E) berdasarkan hasil asesmen diagnostik berada pada
Fase C sehingga pembelajaran peserta didik tersebut tetap mengikuti hasil
asesmen diagnostik yaitu Fase C.
Umpan Balik dalam asesmen. Mengapa
umpan balik penting? Umpan balik merupakan kumpulan informasi mengenai
bagaimana seseorang melakukan suatu kegiatan. Umpan balik biasanya berisi hal
baik yang sudah dilakukan, hal yang butuh perbaikan dan hal yang bisa
dikembangkan untuk aktivitas selanjutnya
Bagi guru: Memberi informasi
perkembangan murid untuk memodifikasi pengajaran dan pembelajaran di masa
depan. Sedangkan Bagi Murid: Membantu murid untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan mereka sehingga murid dapat mengatur dan merasa berperan dalam
proses pembelajaran mereka; Memberikan umpan balik kepada sesama teman juga
memberikan kesempatan bagi murid untuk belajar dari satu sama lain.
Bagaimana Prinsip Pemberian
Umpan Balik yang Efektif ? Prinsip ini diterjemahkan dan diadopsi dari Model
Pemberian Umpan Balik yang dua arah (dialogical) dari Nicol, D. (2010) From
monologue to dialogue: improving written feedback processes in mass higher
education. Assessment & Evaluation in Higher Education, 35(5), 501-517
·
Membuat umpan balik yang efektif
·
Harus terdiri dari
·
feed up (mengklarifikasi tujuan dengan
murid),
·
feedback (tanggapan atas pekerjaan murid dan
kemajuan mereka)
·
feed forward (saran bagi murid untuk dipakai
di masa depan menggunakan data dari feedback).
·
Membutuhkan tujuan dan sasaran yang jelas dan
dapat dimengerti oleh murid dan guru.
·
Memungkinkan murid untuk mengidentifikasi:
·
apa yang mereka ketahui,
·
apa yang mereka pahami,
·
di mana mereka membuat kesalahan,
·
di mana mereka memiliki kesalahpahaman
·
kapan mereka terlibat / tidak terlibat dalam
pembelajaran.
Umpan Balik Guru (Teacher
Feedback) Berikut ini pertanyaan panduan untuk guru:
·
Apa saja komponen penting yang perlu ada?
·
Dokumen apa yang bisa dipakai guru untuk
menjadi acuan penulisan umpan balik yang efektif dan objektif?
·
Apakah ada format umpan balik yang sederhana
dan mudah dipahami oleh murid?
·
Seberapa sering umpan balik harus diberikan?
·
Seberapa panjang dan detail penulisan umpan
balik yang efektif (apabila diberikan tertulis)?
·
Bagaimana agar murid tertarik untuk membaca
umpan balik dan mendapatkan manfaat yang maksimal?
Umpan Balik Teman (Peer
Feedback), berikut ini Pertanyaan panduan untuk murid:
·
Apa saja komponen penting yang perlu ada?
·
Apa yang bisa kamu pakai untuk membantu kamu
memberikan umpan balik yang efektif dan objektif bagi temanmu?
·
Apa hal baik yang sudah dilakukan oleh
temanmu?
·
Apa hal yang bisa diperbaiki/ dikembangkan
lagi oleh temanmu?
·
Apa yang bisa dilakukan oleh temanmu agar
karyanya bisa lebih baik lagi di kemudian hari?
·
Informasi apa yang kamu rasa akan bermanfaat
untuk membantu pengembangan diri temanmu?
Lalu apa yang dimaksud
Asesmen Madrasah. Asesmen Madrasah atau Asesmen sumatif mempunyai beberapa
konsep seperti pada uraian berikut:
a.
Metode evaluasi yang dilakukan di akhir pembelajaran.
b.
Asesmen sumatif seringkali memiliki taruhan tinggi karena berpengaruh terhadap
nilai akhir murid sehingga sering diprioritaskan murid daripada asesmen
formatif.
c.
Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk
mengukur perkembangan murid untuk memandu guru dan sekolah merancang aktivitas
mereka untuk projek berikutnya.
Tujuan dan Fungsi Asesmen Madrasah
atau Sumatif? Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau CP
peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari Madrasah.
Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik dilakukan dengan membandingkan
pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Sementara itu, pada
pendidikan anak usia dini, asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian
perkembangan peserta didik dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan
kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan hasil belajar
yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun asesmen sumatif dapat
berfungsi untuk:
a.
alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu
atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu;
b.
mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria
capaian yang telah ditetapkan; dan
c.
menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang berikutnya.
Asesmen sumatif dapat
dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup
materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada akhir
semester dan pada akhir fase; khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini
bersifat pilihan. Jika pendidik merasa masih memerlukan konfirmasi atau
informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, maka
dapat melakukan asesmen pada akhir semester.
Sebaliknya, jika pendidik
merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh selama 1 semester telah
mencukupi, maka tidak perlu melakukan asesmen pada akhir semester. Hal yang
perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, pendidik dapat menggunakan teknik dan
instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan
observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan
membuat portofolio).
Selengkapnya silahkan
download dan baca Kisi-Kisi Soal Asesmen
Madrasah Tahun 2024 berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Nomor B-91.6/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/02/2024 tentang Kisi-Kisi Asesmen Madrasah
Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab Tahun Pelajaran 2023/2024. Link download Kisi-kisiAM MI MTS MA MAK Tahun 2024 (disini)
Demikian informasi tentang
Link download Kisi-Kisi Soal Asesmen Madrasah
Tahun 2024 berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor
B-91.6/DJ.I/Dt.I.I/PP.00/02/2024 tentang Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Mata
Pelajaran PAI dan Bahasa Arab Tahun Pelajaran 2023/2024. Link download Kisi-kisi
AM MI MTS MA MAK Tahun 2024. Semoga ada manfaatnya.
Post a Comment for "Kisi-Kisi Soal Asesmen Madrasah Tahun 2024 "